Selasa, 31 Juli 2012

Keindahan Goa Seplawan


          Meski di dalam Goa Seplawan ditemukan sejumlah benda-benda bersejarah, diperkirakan goa itu bukan tempat hunian, hanya dijadikan sebagai situs pemujaan. Goa tersebut merupakan tempat pemujaan bagi kalangan penguasa atau raja yang telah mengundurkan diri dari aktivitas duniawi. Perkiraan bahwa goa tersebut bukan tempat hunian karena di dalamnya kurang cahaya, bahkan sirkulasi udaranya pun tidak terlalu menyegarkan. Lantai goa yang berbentuk tanah basah dan selalu dialiri air pun membuat lokasi itu tidak nyaman untuk dijadikan tempat tinggal.



          Selain nilai sejarah, gua Seplawan juga menampilkan keindahan artistiknya. Ornamen-ornamen yang indah dan mengagumkan seperti adanya stalaktit dan stalakmit dengan ukuran beraneka ragam. Ornamen lainnya pun tak kalah menariknya seperti Flow stone, helektit, soda straw, gowerdam dan lain-lain.

          Goa Seplawan mempunyai panjang sekitar 700 Meter sedangkan cabang-cabang goa sekitar 150-300 meter. Jalur yang khusus untuk para pengunjung sudah ada penerangan lampu sedangkan untuk cabang-cabang goa tidak dipasang lampu karena kondisinya yang berlumpur. Sehingga ada yang memberi nama cabang goa itu dengan istilah “istana lumpur” karena saking banyaknya lumpur.

          Hal yang menarik lainnya adalah apa yang terdapat pada goa tersebut yaitu sumber air yang menyegarkan yang Di atas telaganya terdapat tulisan kuno yang berbunyi Saplo wan yang memiliki arti saplu : suci . wan : manusia yang bisa di artikan Manusia suci atau tempat mensucikan manusia.

          Akses ke goa Seplawan sekarang mudah, untuk kendaraan roda empat bisa mencapai lokasi dengan mudah dan sudah dilengkapi dengan fasilitas sarana dan prasana seperti Tempat parkir kendaran, kamar mandi/WC, Mushola kecil yang sederhana, Gashebo, Gardu Pandang, Aula untuk Pementasan / Pertemuan dan juga ada taman-taman bunga yang indah.

          Perpaduan antara keindahan dan kesejukan di area goa Seplawan sangatlah menyenangkan. Melalui gardu pandang pengunjung bisa melihat pantai selatan, Kota Kulon Progo, serta Waduk Sermo. Bahkan jika naik ke salah satu bukit di kawasan goa itu, pengunjung bisa melihat Gunung Merapi, Gunung Merbabu, Gunung Sumbing dan Sindoro dan juga Gunung Slamet. Namun, gunung-gunung itu hanya bisa dilihat pada pagi hari. Maka, banyak para pengunjung yang camping di Seplawan sehingga pada pagi harinya bisa melihat keindahan alam dari kawasan Seplawan itu.

          Pengembangan wisata harus senantiasa dilakukan baik dari pemerintah dan masyarakatnya, sehingga wisata ini bisa menjadi salah satu prioritas kunjungan ketika berada di Purworejo.

Senin, 30 Juli 2012

Geografi Goa Seplawan


Goa Seplawan terletak di Dusun Katerban Desa Donorejo yang merupakan salah satu dari 21 desa di Kecamatan Kaligesing, 494 desa dan Kelurahan di Kabupaten Purworejo.
Disebelah timur berbatasan dengan desa Jatimulyo Kecamatan Girimulyo Kabupaten Kulon Progo Provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta. Sebelah selatan dengan Desa Jatirejo dan Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Hulosobo dan Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.
Secara adminitratif Desa Donorejo terbagi menjadi 4 Dusun yang membujur dari utara ke selatan yaitu Dusun Denanri, Dusun Rejo Sari, Dusun Jogowono dan Dusun Katerban. Terletak disebelah barat daya perbukitan menoreh dengan kondisi wilayah pegunungan yang mempunyai kemiringan 60-70 ยบ dan ketinggian antara 400-800 meter diatas permukaan laut, serta mempunyai ketebalan tanah subur ± 45 cm. Dengan tingkat kesuburan tersebut, maka hanya sekitar 70%, lahan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat Donorejo, karena 154 ha milik Perum Perhutani. Desa ini mempunyai wilayah seluas 597.373 ha dengan jumlah penduduk 3.295 jiwa 903 kk. Perjalanan menuju Wisata Goa Seplawan membutuhkan waktu ± 1 jam dari kota Purworejo (arah timur) atau 1,5 jam dari kota Yogyakarta (arah barat).

 Dapat di lihat di peta google map :  http://goo.gl/maps/HzubB

Sejarah Penemuan Arca Emas di Goa Seplawan


Menurut data Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kota Purworejo, pada awal bulan Juli 1979 Bupati Purworejo H. Supanto mengadakan konfrensi Kepala Desa dan Kelurahan se Kabupaten Purworejo bertempat di Pendopo Kabupaten Purworejo.
Pada konfrensi tersebut Bupati Purworejo menyampaikan gagasannya bahwa semua Kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah, hanya Kabupaten Purworejo yang belum mempunyai obyek Wisata.
Mengingat banyak Desa yang ada di Kabupaten Purworejo yang wilayahnya ada Goanya, maka Bupati Purworejo memerintahkan kepada Kepala Desa yang wilayahnya ada Goanya agar diteliti dan apabila memungkinkan untuk tempat Wisata mohon dilaporkan kepada Bupati.
Hal tersebut di tanggapi oleh Kepala Desa Tlogoguwo dan Kepala Desa Donorejo Kecamatan Kaligesing, yang kemudian pada awal Agustus 1979 Kepala Desa Tlogoguwo melaporkan 2 buah Goa, yaitu Goa Anjani dan Goa Semar, yang kemudian diresmikan sebagai Obyek Wisata oleh Bupati Purworejo pada Upacara HUT Kemerdakaan RI, yang ke 34 (17 Agustus 1979).
Kemudian Kepala Desa Donorejo (Sastro Tinoyo) dalam rapat selapanan desa juga memerintahkan Kepala Dusun Katerban (Semirejo) membentuk tim yang direncanakan akan menulusuri Goa Seplawan dan Goa Sendangsri yang ada di Desa Donorejo.
Tim tersebut adalah :
1.        Sastro Tinoyo Kepala Desa Donorejo selaku ketua tim
2.        Parmo Sentono Sekertaris Desa
3.        Semirejo Kepala Dusun Katerban
4.        Ngudiyo Ka.Ur Pemerintahan
5.        Cokro Tinoyo Penunjuk jalan
6.        Muji Wiyono Tokoh Masyarakat

Dengan diikuti masyarakat sejumlah 47 orang.Kemudian pada hari selasa kliwon, 28 Agustus 1979 tim beserta Masyarakat memasuki Goa Seplawan dengan peralatan tangga bambu dan penerangan petromak yang telah dipersiapkan sebelumnya.
Dengan perjalanan ± 1,5 jam sepanjang 750 meter, ada salah satu anggota tim yang melapor kepada tim bahwa, ada 3 orang anak yang bernama Slamet, Lebuh dan Sukir menemukan sebuah barang berbentuk Kendogo dari perunggu semacam termos yang didalamnya kelihatan sesuatu yang bersinar.
Penemu tidak berani mengambil barang terebut, kemudian di ambil oleh Bapak Semirejo dan dilaporkan kepada Kepala Desa Donorejo untuk dibawa keluar Goa, dan diperintahkan oleh Kepala Desa Donorejo, semua tim dan anggota Masyarakat supaya keluar membawa barang tersebut untuk di bawa pulang menuju Pendopo Kelurahan Donorejo.
Setelah sampai Pendopo Kelurahan Kendogo di buka, ternyata berisi Sepasang Arca Emas berbentuk Raja dan Permaisuri. Saat itu juga Kepala Desa Donorejo langsung memerintahkan kepada Ngudiyo supaya melaporkan kepada Camat Kaligesing (Bapak Supardi) yang kemudian oleh Camat Kaligesing dilaporkan kepada Bupati Purworejo (H. Supanto).
Secara kebetulan saat itu Bupati Purworejo akan upacara di Semarang dalam rangka penerimaan Bendera Purna Karya Nugraha dari Presiden RI untuk Provinsi Jawa Tengah.
Arca Emas tersebut dilaporkan kepada Gubernur Jawa Tengah oleh Bupati Purworejo selanjutnya oleh Gubernur Jawa Tengah di serahkan kepada Menteri Sosial (Ibu Intan Suweno) sampai saat ini Arca Emas tersebut disimpan di Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jakarta.
Sedangkan menurut hasil dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Direktorat Jendral Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi Bandung (1981) sepasang Arca Emas  tersebut adalah Siwa dan Parwati.